Senin, 14 April 2014

Saat sesuatu yang menyenangkan itu bernama...liburan

Saat liburan menjadi sesuatu yang sangat diharapkan, liburan yang asli seperti uang yang digunakan untuk berbelanja kebutuhan bulanan, bukan liburan yang hanya dihabiskan dengan kegiatan dirumah yang kita rasa akan membosankan...

Liburan ke suatu tempat yang hebat, dimana kita bisa merasakan tenang walau sekelebat. "Ah tapi kapan?" Ya bisa saja jika kau mengatur waktumu menjadi sempat. Di sela kegiatanmu yang setumpuk, harusnya bisa kau buat sehari atau dua hari untuk kau menghalau suntuk...

Kau yang terikat peraturan tempat kau memeras peluh, yang tidak perlu sampai begitu jika tidak butuh. Ya mau bagaimana lagi ya? kalau tidak begitu kita akan susah memenuhi semua apa yang kita ingini secara utuh. Jadi ya dijalani saja walau jiwa dan raga terus mengeluh...

Mengeluh tentang apa saja yang kita tidak suka, bangun pagi buta yang terpaksa, mandi dengan air dingin yang membelalakkan mata, sampai bermacet ria di jalanan yang seakan tidak mau mengerti keadaan kita.. 

Keadaan dimana kita cemas sampai jam tangan kita pun sudah bosan dilirik terus karena dalam lima belas menit kedepan, kecemasan kita akan bertambah dengan perasaan ingin buang air besar sementara kendaraan di jalanan sudah panjang mengantri dengan alur yang cukup berantakan. Emm..mungkin apa yang dirasakan manusia di dalam kendaraan-kendaraan itu ya sama juga tertekan...

Jika sudah begitu...sang liburan akan sangat kita tunggu. Seperti transfer gaji yang rutin kita terima dengan hati senang seringnya tanpa menggerutu. Liburan yang sesungguhnya dimana kita bisa melepas semua beban pikiran, dilepaskan sehingga tidak ada perlu lagi ada yang kita pikirkan, setidaknya untuk sementara sampai liburannya usai, dan sampai semua kembali pada kebiasaan yang kita sering lakukan...

Kisah tentang liburan yang menjadi sesuatu yang kita suka, kita tunggu kedatangannya dengan sukacita. Tanpa keluhan yang tidak menyenangkan, semua tertawa meluapkan kebahagiaan...

Liburan, kapan kau bisa datang? Kabari aku, supaya aku bisa menyambutmu dengan senyuman lebar terpampang :)




Selasa, 18 Maret 2014

Mungkin ada satu hubungan antara sepakbola dan sayur sop ibu

Kemarin sudah terjadwal suatu pertandingan sepakbola, iya sepakbola. Permainan yang dimainkan oleh sebanyak-banyak 22 orang pemain dalam satu arena, 3 wasit dan satu buah bola. Aneh memang, padahal mereka semua sudah dewasa dan berpenghasilan, bisa kiranya jika hanya membeli satu buah bola untuk dimainkan sendiri tak perlu berebut sambil berotot-otot..hmm manusia...

Ya tapi begitulah sepakbola, bisa membuat orang menjadi gila. Itupun setelah ditemukan suatu ungkapan "gila bola", tapi tak perlu menjadi gila jika ingin suka sepakbola, cukup punya tivi layar berwarna jika bisa..aah tapi itupun tidak mesti, yang penting jika pertandingan sepakbolanya sudah mulai, kalian menemukan televisi yang bisa berfungsi lalu nyalakan dan tonton sendiri...

Semalam tim kesayanganku bertanding, aku sebut sayang bukan sebagai pacarku ya karena aku tidak membawakan martabak untuk orang tuanya ketika apel malam minggu. Hanya saja aku suka tim ini karena (dulu) mainnya bagus sekali, tapi semalam tim ku kalah, kalah dengan telak melalui dua penalti dan satu gol luar biasa dari tim lawan yang sakti...

Aku sedih tapi tidak sesedih ketika waktu SD sewaktu docmart ku hilang atau ketika ibu ku bilang uang jajanku dipotong karena aku selalu susah ketika disuruh membeli bawang merah untuk sayur sopnya, yang konon katanya tidak akan enak jika bawangnya kurang. Walaupun menurutku sayur sopnya tidak enak jika aku tidak kebagian :(

Mulai itu aku ingat pesan ibu, kalah tidak boleh sedih, kalah itu menang tapi belum. Ya begitu, aku juga kurang mengerti apa maksudnya, yang pasti aku mengerti itu cara ibu untuk menghiburku. Menghiburku dari sesuatu yang membuat sedih dan dia selalu berhasil...

Suatu kisah tentang sepakbola, kekalahan tim kesayangan dan sayur sop ibu yang enak sekali. Sayur sop yang saat ini tidak bisa lagi kurasakan karena saat ini ibu sudah menjadi koki sayur sop terbaik di surga sana. Mempersilakan Tuhan, malaikat dan mungkin teman-temannya yang ikut juga masuk surga untuk ikut mencoba...

Ibu, semoga bawang merah untuk sop mu mudah didapat ya disana. Jika kurang ya coba beli sendiri dulu karena belum ada yang bisa kau suruh. Aku masih disini, ingin bisa dulu membuat kau tersenyum gembira dari surga sana, melihat aku bahagia mendapat semua apa yang aku inginkan dan yang kau harapkan dulu....

Salam dari sini, dari anakmu yang rindu dipeluk jika ruangan mulai terasa dingin karena bapa sedang merokok sambil membuka pintu supaya rumah tidak pengap, yang rindu dibentak jika aku mulai lupa untuk melipat selimut dan merapikan tempat tidur karena dulu memang tidak pernah ingat

:"))